LP TEORI ASKEP ANC
BAB 1
TINJAUAN TEORI
ANC (ANTENATAL CARE)
1.1. TINJAUAN MEDIS
1.1.1 Pengertian
ANC (Antenatal Care) adalah
pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim (Guttmacher, 2007)
1.1.2 Tujuan
1) Pengawasan
: Kesehatan. Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta & komplikasi kehamilan,
menetapkan resiko kehamilan (tinggi, meragukan dan rendah)
2) Menyiapkan
persalinan à well born baby dan well health mother
3) Mempersiapkan
pemeliharaan bayi & laktasi
4) Mengantarkan
pulihnya kesehatan ibu secara optimal
1.1.3 Bukti
Kehamilan
1.1.3 Presumtif
(Bukti Subjektif)
1) Amenorea
2) Perubahan
payudara
3) Mual
& muntah (morning sickness)
4) Frekuensi
berkemih
5) Leukorea
6) Tanda
Chadwiek’s
7) Quickening
1.1.3.2 Probabilitas (Bukti Objektif)
1) Pertumbuhan
& perubahan uterus
Uterus akan mengalami perubahan pada
ukuran, bentuk, dan konsistensi. Uterus berubah menjadi lunak, bentuknya
globular.
(1) Tanda Hegar’s
Tanda Hegar diketahui melalui pemeriksaan
bimanual pada usia kehamilan 6-8 minggu. Pada pemeriksaan ini akan didapatkan
konsistensi rahim, terutama pada bagian isthmus uteri teraba lunak.
(2) Ballotement
Ukuran janin yang lebih kecil dibandingkan
banyaknya air ketuban pada bulan keempat dan kelima, maka jika rahim didorong
dengan sekonyong-konyong atau digoyangkan, janin akan melenting di dalam rahim.
(3) Braxton hick’s
Adanya kontraksi selama kehamilan
(4) Piscaseck
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada
bagian uterus yang dekat dengan implantasi plasenta.
(5) Goodell’s
Tanda Goodell’s diketahui melalui
pemeriksaan bimanual. Pada pemeriksaan ini serviks akan terasa lebih lunak.
Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini.
(6) Chadwick
Pada pemeriksaan ini didapatkan warna
selaput lendir vulva dan vagina terlihat menjadi ungu karena
hipervaskularisasi.
(7) McDonald
Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah
difleksikan satu sama lain dan bergantung pada lunak atau tidaknya jaringan
isthmus.
2) Perubahan
Abdomen
(1) Pembesaran abdomen
(2) Striae Gravidarum
(3) Pigmentasi pada linea
nigra
3) Pemeriksaan
tes biologis kehamilan
Walaupun pada pemeriksaan ini hasilnya
positif, kemungkinan positif palsu tetap ada.
1.1.3.3 Absolut (Bukti Positif)
Indikator pasti kehamilan adalah
penemuan-penemuan keberadaan janin secara jelas dan hal-hal ini tidak dapat
dijelaskan dengan kondisi kesehatan yang lain.
1) Teraba
bagian-bagian janin. Palpasi yang dilakukan sudah dapat diraba bagian-bagian
dari janin.
2) Mengidentifikasi
posisi janin, pemeriksa yang berpengalaman juga bisa membedakan antara
pergerakan tangan dan kaki.
3) Terlihat
atau teraba gerakan janin
4) DJJ
(denyut jantung janin) sudah dapat didengar. DJJ dapat didengar dengan
stetoskop Laenac, kardiotokografi, dan Doppler. Teknik auskultasi yang
dilakukan dengan benar dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi seperti bising tali
pusat, bising uterus, dan nadi ibu.
5) Pemeriksaan
dengan USG terlihat kerangka janin.
1.1.4 Pemeriksaan Penunjang
1.1.4.1 Laboratorium
1) Darah (Hb, Golongan darah,
Glukosa, VDRL)
2) Urine (Tes kehamilan,
protein, glukosa, analisis)
4) Pemeriksaan
Swab (Lendir vagina dan servik)
1.1.4.2 USG
1) Jenis
kelamin
2) Taksiran
kelahiran, taksiran berat janin, jumlah cairan amnion
1.1.5 Pemeriksaan
Kehamilan
Bila HPHT tidak diketahui, usia kehamilan
ditentukan dengan cara :
1) TFU
(Cm x 7/8 = Usia dalam minggu)
2) Terabanya
ballotement di simpisis à 12 mgg
3) DJJ
(+) dg Dopller à 10-12 mgg
4) DJJ
(+) dg fetoscop à 20 mgg
5) Quickening à 20
mgg
6) USG
1.1.5.1 Perhitungan
Taksiran Partus (Naegle)
1) Hari +
7
2) Bulan (1-3)
+ 9, B (4-12) – 3
3) Tahun
(1-3) + 0, T (4-12) + 1
1.1.5.2 Perhitungan
Taksiran Berat Janin
1) TFU –
(11 belum masuk PAP) X 155 = ….gr
2) TFU –
(13 sudah masuk PAP) X 155 = ….gr
1.1.5.3 Frekuensi Kunjungan
1) Kunjungan
I (12-24 minggu)
Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik
& obstetri, pemeriksaan laboratorium, antopometri, penilaian resiko
kehamilan, KIE
2) Kunjungan
II (28-32 minggu)
Anamnesis, USG, penilaian resiko kehamilan,
nasehat perawatan payudara dan senam hamil), vaksin TT I
3) Kunjungan
III (34 mgg)
Anamnesis, pemeriksaan ulang laboratorium,
vaksin TT II
4) Kunjungan
IV, V, VII & VIII ( 36-42 mgg)
Anamnesis , perawatan payudara dan
persiapan persalinan
|
1.1.6 PATOFISIOLOGI
|
|
|
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel
telur dari indung telur, kemudian terjadi peningkatan hormon estrogen sehingga
selaput lendir mulai menebal dan terjadi proses ovulasi (keluarnya sel telur
dari indung telur). Kehamilan terjadi bila senggama (koitus) dilakukan pada
sekitar saat ovulasi (14 hari atau 2 minggu setelah haid). Apabila tidak
terjadi pembuahan, maka sel telur akan berdegenerasi dan sel telur akan keluar
bersama-sama dengan darah haid. Apabila terjadi pembuahan (bertemunya sel telur
dan sel sperma), terjadi penyatuan kedua pronuklei yang disebut dengan zigot,
kemudian akan mengalami pembelahan (mitosis).
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya
hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu simpai,
disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika
blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi
(blastolisis). Kemudian terbentuk plasenta pada bagian luar, dan membentuk
embrio yang kemudian menjadi janin pada bagian dalam. Pembentukan plasenta
menyebabkan peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan
banyak perubahan fisik pada ibu sehingga ibu mengalami ketidaknyamanan dan
terjadi perubahan pola seksualitas. Selain itu, juga mempengaruhi sistem
urinarius, sistem pernapasan, sistem pencernaan dan sistem kardiovaskuler.
Perubahan pada sistem urinarius, terjadi
dilatasi, pemanjangan dan penekukan ureter. Penumpukan urin dalam ureter bagian
bawah dan penurunan tonus kandung kemih menyebabkan pengosongan kandung kemih
tidak tuntas dapat menyebabkan resiko tinggi infeksi traktus urinarius. Semakin
bertambahnya usia kehamilan, maka besar uterus juga dapat menyebabkan penekanan
pada traktus urinarius sehingga bladder tidak dapat menampung urine secara maksimal
dan frekuensi BAK menjadi lebih sering.
Pada sistem pernapasan, terjadi pergeseran
diafragma karena paru-paru terdesak oleh pembesaran uterus. Hal ini menyebabkan
sesak napas sehingga terjadi ketidakefektifan pola napas.
Pada sistem pencernaan, terjadi penurunan
peristaltik usus dan penekanan uterus sehingga menyebabkan konstipasi. Selain
itu, terjadi perubahan hormon-hormon dalam tubuh yang menyebabkan mual dan/atau
muntah. Keadaan ini dapat mempengaruhi status nutrisi menjadi berkurang dari
kebutuhan tubuh dan beresiko defisit volume cairan dan elektrolit.
Proses kehamilan juga berpengaruh pada
sistem kardiovaskuler yaitu terjadi hemodilusi yang mengakibatkan penurunan
kadar Hemoglobin dalam darah ibu. Ibu menjadi mudah lelah dan apabila tekanan
darah juga ikut menurun, dapat menyebabkan pingsan (hipotensi ortostatik)
sehingga beresiko cidera dan dapat mengganggu aktivitas.
1.2 Tinjauan
Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
ANC
1) Anamnesa
- Anamnesa
identitas istri dan suami
- Anamnesa
umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati), nafsu
makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
- Tentang
kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau kehamilan mola
sebelumnya
2) Pemeriksaan
Fisik Diagnostik
(1) Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran
mengenai keadaan panggul. Adanya kesempitan atau kelainan panggul,
dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang, ibu
sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah
ketupat dari michealis (tidak simetris).
(2) Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata
merupakan faktor risiko untuk ibu hamil atau ibu bersalin. Jika tinggi badan
kurang dari 145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
(3) Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan
rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan
berat badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III)
masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan
total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya
risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
(4) Lingkar lengan atas
(LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan
indikator kuat untuk status gizi yang kurang/buruk. Ibu beresiko untuk
melahirkan anak dengan BBLR.
(5) Tanda-tanda vital
- Tekanan
darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg)
merupakan resiko dalam kehamilan. Penanganan yang kurang tepat, TD sistolik 30
mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih dapat berlanjut menjadi
preeklamsi dan eklamsi.
- Denyut
nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80
kali/menit.
- Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC
dikatakan demam, hal ini kemungkinan ada infeksi dalam kehamilan.
- Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah
16-20 kali/menit. Bila ibu mengalami peningkatan frekuensi napas, ibu akan
mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai penyakit jantung.
(6) Kepala dan Leher
- Memeriksa
apakah terdapat edema pada wajah
- Memeriksa
apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna kuning/jaundice pada
sklera
- Memeriksa
apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
- Memeriksa
dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran
pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
(7) Payudara
- Amati
bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar, agak simetris,
dan dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
- Puting
payudara menonjol atau masuk ke dalam
- Adanya
kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
- Retraksi
akibat adanya lesi
- Masa
atau pembesaran pembuluh limfe
(8) Abdomen
- Memeriksa
apakah ada bekas luka operasi
- Mengukur
tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan > 12 minggu, atau
pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
- Melakukan
palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan penurunan kepala janin
kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I :
- Pemeriksaan
menghadap kemuka ibu hamil
- Menentukan
tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
- Konsistensi
uterus
Leopold II :
- Menentukan
batas samping rahim kanan-kiri
- Menentukan
letak punggung janin
- Pada
letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III :
- Menentukan
bagian terbawah janin
- Apakah
bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV :
- Pemeriksa
menghadap kea rah kaki ibu hamil
- Bisa
juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk PAP
Tinggi fundus uteri berdasarkan minggu
kehamilan :
|
|
|
(9) Tangan dan kaki
- Memeriksa
apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
- Memeriksa
dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
- Memeriksa
refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper
(10) Pemeriksaan
panggul
a. Panggul
: genital luar
- Memeriksa
labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina untuk
melihat adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi,
jumlah, bau)
- Melakukan
palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya pembengkakan masa atau
cairan kista
b. Panggul
: menggunakan spekulum
- Memeriksa
serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks sudah
membuka atau belum
- Memeriksa
dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
c. Panggul
: pemeriksaan bimanual
- Mencari
letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi) dan rasa
nyeri karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
- Menggunakan
dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam vagina untuk palpasi
uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
3) Auskultasi
untuk mendengar denyut jantung janin (DJJ) :
Dari Janin :
- Djj
pada bulan ke 4-5
- Bising
tali pusat
- Gerakan
dan tendangan janin
Dari ibu :
- Bising
rahim
- Bising
aorta
- Peristaltik
usus
4) Pemeriksaan
Dalam
(1) Vaginal
Toucher (VT)
(2) Rectal
Toucher (RT)
Dapat dinilai :
- Pembukaan
serviks : berapa cm/ jari
- Bagian
anak paling bawah : kepala, bokong serta posisinya
- Turunnya
bagian terbawah menurut bidang Hodge
1.2.2 DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.2.2.1 Risti perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual dan
muntah
1) Tujuan :
Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria Hasil :
(1) Menjelaskan komponen
diet seimbang prenatal
(2) Mengikuti diet yg
dianjurkan
(3) Mengkonsumsi Zat besi/
vitamin
(4) Menunjukkan ↑ BB ( min
1,5 kg pd TM I )
2) Intervensi
:
(1) Tentukan asupan
nutrisi per 24 jam
R/ Memenuhi nutrisi ibu
(2) Kaji tentang
pengetahuan kebutuhan diet
R/ Dasar memberi penyuluhan tentang diet
yang diperlukan ibu
(3) Berikan informasi
tertulis diet prenatal & suplemen
R/ Memudahkan ibu untuk mempraktekkan di
rumah dan sebagai petunjuk
(4) Tanyakan keyakinan
diet sesuai budaya
R/ Memastikan kebutuhan nutrisi ibu
terpenuhi tanpa menentang budaya yang dianut oleh ibu
(5) Timbang BB & kaji
BB pregravida
R/ Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal
dan atau BB dibawah normal meningkatkan risiko IUGR
(6) Berikan ↑ BB selama TM
I yang optimal
R/ Mengantisipasi peningkatan atau
penurunan BB yang terlalu tinggi atau rendah
(7) Tinjau tentang mual
& muntah
R/ Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang
diperlukan oleh ibu
(8) Ukur pembesaran uterus
R/ Mengidentifikasi perkembangan janin
sesuai umur kehamilan
(9) Kolaborasi : program
diet ibu hamil
R/ Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
pemenuhan kebutuhan nutrisi
1.2.2.2 Risti defisit volume
cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual dan muntah
1) Tujuan :
Cairan terpenuhi secara adekuat
2) Kriteria
Hasil :
(1) Mengidentifikasi &
melakukan kegiatan untuk menurunkan frekwensi & keparahan
mual/muntah
(2) Mengkonsumsi cairan
sesuai kebutuhan
(3) Mengidentifikasi tanda
& gejala dehidrasi
3) Intervensi
:
(1) Auskultasi DJJ
R/ Mengidentifikasi keadaan janin
(2) Tentukan beratnya
mual/muntah
R/ Mengidentifikasi derajat dehidrasi
(3) Tinjau riwayat
(gastritis, kolesistiasis)
R/ Menentukan tindakan intervensi untuk
diet
(4) Anjurkan
mempertahankan asupan cairan
R/ Memenuhi kebutuhan cairan
(5) Kaji suhu, turgor
kulit, membran mukosa, TD, intake & output, Timbang BB
R/ Peningkatan suhu, penurunan turgor
kulit, membran mukosa yang kering, penurunan BB salah satu tanda dan gejala
dehidrasi
1.2.2.3 Ketidakefektifan pola
pernafasan berhubungan dengan pergeseran diagfragma sekunder kehamilan
1) Tujuan :
Pola napas efektif
2) Kriteria
Hasil :
(1) Melaporkan penurunan
keluhan sesak
(2) Mendemonstrasikan
fungsi pernapasan baik
3) Intervensi
:
(1) Kaji status pernapasan
R/ Mengidentifikasi adanya keluhan sesak
karena pergeseran diafragma
(2) Pantau riwayat medis
(alergi, rinitis, asma, TBC)
R/ Memperberat adanya keluhan pernapasan
(3) Kaji kadar HB à tekankan
pentingnya vit.
R/ HB yang rendah menyebabkan suplai
Oksigen dalam darah rendah, aliran darah ke otak terlambat dan mempengaruhi
sistem saraf pernapasan sehingga dapat menyebabkan ibu merasa sesak
(4) Informasikan hubungan
program latihan & kesullitan pernafasan
R/ Progran Latihan seperti senam hamil
membantu ibu untuk mampu mengatur pernapasan sehingga keluhan tentang kesulitan
pernapasan dapat berkurang
(5) Anjurkan istirahat
& latihan berimbang
R/ Mencegah kelelahan
1.2.2.4 Ketidaknyamanan
berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
1) Tujuan
Rasa nyaman terpenuhi
2) Kriteria
Hasil :
(1) Mengidentifikasi
tindakan yang melegakan dan menghilangkan ketidaknyamanan
(2) Melaporkan
penatalaksanaan ketidaknyamanan
3) Intervensi
:
(1) Catat derajat rasa
tidak nyaman minor
R/ Mengetahui penyebab rasa tidak nyaman
yang dirasakan oleh klien
(2) Evaluasi derajat rasa
tidak nyaman selama pemeriksaan lanjutan
R/ Mengetahui perkembangan perubahan rasa
ketidaknyamanan
(3) Anjurkan pemakaian
korset uterus
R/ Menambah kenyaman ibu
(4) Tekankan menghindari
stimulasi puting
R/ Stimulasi puting dapat menimbulkan
kontraksi pada rahim yang dapat menyebabkan ibu merasa tidaknyaman
(5) Kaji adanya haemoroid
R/ Dapat menjadi penyebab ketidaknyamanan
terutama pada saat duduk atau BAB
(6) Intruksikan penggunaan
kompres dingin & intake tinggi serat pada haemoroid
R/ Mengurangi ketidaknyaman dan menghindari
konstipasi yang akan menambah keparahan hemoroid
R/ Memberikan kenyaman pada ibu
(7) Kaji tingkat kelelahan
dengan aktifitas dalam keluarga
R/ Mengidentifikasi adanya aktifitas yang
terlalu berat sehingga menyebabkan kelelahan pada ibu
(8) Kolaborasi : suplemen
kalsium
R/ Menambah pemenuhan kebutuhan kalsium
dalam tubuh selam hamil
1.2.2.5 Perubahan pola
seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan ketidaknyamanan
1) Tujuan
Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu
kehamilan
2) Kriteria
Hasil :
(1) Mendiskusikan
perubahan dalam hasrat seksual
(2) Identifikasi langkah
mengatasi situasi
(3) Melaporkan adaptasi
perubahan dan modifikasi situasi selama kehamilan
3) Intervensi
:
(1) Kaji pola aktivitas
seksual pasangan
R/ Mengidentifikasi aktivitas seksual
selama kehamilan
(2) Kaji dampak kehamilan
terhadap Seksualitas
R/ Mengetahui perubahan seksualitas selama
kehamilan
(3) Anjurkan pilihan
posisi koitus selama kehamilan
R/ Menganjurkan pemilihan posisi yang
nyaman dalam seksualitas selam hamil yang tidak mengganggu kehamilan
(4) Informasikan tindakan
yang dapat Meningkatkan kontraksi (stimulasi puting susu, orgasme pd wanita,
sperma)
R/ Pada TM I kontraksi uterus yang
berlebihan dapat menyebabkan abortus
1.2.2.6 Risti
konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan uterus
1) Tujuan
:
Konstipasi tidak terjadi
2) Kriteria
Hasil :
(1) Mempertahankan pola
fungsi usus normal
(2) Mengidentifikasi
perilaku beresiko
(3) Melaporkan tindakan
untuk meningkatka eliminasi
3) Intervensi
:
(1) Tentukan kebiasaan
eliminasi sebelum hamil & perhatikan perubahan selama hamil
R/ Mengidentifikasi adakah perubahan
eliminasi BAB sebelum dan selama hamil
(2) Kaji adanya haemoroid
R/ Konstipasi dapat menyebabkan adanya
haemoroid
(3) Informasikan diet : buah,
sayur, serat & intake cairan adekuat
R/ Diet tinggi serat dapat memperlancar BAB
dan menjadikan feses lebih lunak
(4) Anjurkan latihan
ringan
R/ Latihan dapat membantu pergerakan
peristaltik usus lebih cepat dan membantu merangsang terjadai BAB
(5) Kolaborasi : berikan
pelunak feces bila diet tak efektif
R/ Mencegah terjadi konstipasi berlanjut
1.2.3 EVALUASI
1) Nutrisi
terpenuhi secara adekuat
2) Cairan
terpenuhi secara adekuat
3) Pola
napas efektif
4) Rasa
nyaman terpenuhi
5) Seksualitas
terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
6) BAB
lancar
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marylinn E 2001. Rencana
Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan
klien. Jakarta : EGC
Hamilton, Persis. (1995). Dasar-Dasar
Keperawatan Maternitas. Edisi 6. EGC: Jakarta.
Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan
Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta : Salemba
Medika.
Mochtar, Rustam. (1998). Synopsis
Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri patologi. EGC: Jakarta.
Rusari. (2008). Asuhan Keperawatan. http://askep.blog.rusari.com/
_______. (2008). Ante Natal Care. http://www.media-ilmu-keperawatan.com/
_______. (2008). http://farms-area.blogspot.com/2008/08/askep-ibu-hamil.com
_______. (2009). http://blog.asuhan
keperawatan.com/
No comments:
Post a Comment